Aku dan Derita, Suatu Hari…
Diulurnya tangan seperti biasa. Ini
kali ke entah ia lakukan. Dan kali pertama aku menyambutnya. Kami berjabat
tangan. "Derita," senyumnya cerah.
Kami mulai bercerita. Tentang apa
saja. Terasa sangat akrab. Seperti dua karib, galib. Bersama-sama kemana-mana.
Lelah cerita kami pun bernyanyi.
Seirama angin dan burung berkicau. Desir ombak di raga pasir.
Kami berlari. Memecah buih. Mengejar
ombak pulang ke ibu laut. "Kejarlah sejauh kau
sampai," jeritnya. "Lenyapkan segala nyeri yang mengantarmu
kemari."
"Lihat di
sana," tunjuknya pada seseorang di punggung karang. Kedua kakinya menekuk.
Dadanya merapat paha. Dagu menindih lutut. Dan tangan melingkar di tengkuk.
"Dia temanku. Orang-orang menyangka aku musuhnya. Namanya Bahagia."
"Lihatlah,"
tunjuknya sekali lagi. "Begitu sepi kala sendiri."
rumahkata, 280512
Tidak ada komentar:
Posting Komentar